Polemik Keputusan Biofuel Untuk MotoGP

Motogp


Bimocorner-Dorna dan juga FIM telah sepakat untuk mengalihkan bahan bakar pada MotoGP dari yang sebelumnya 100% fosil, menjadi 40 % fosil dan 60 % non fosil.

Menariknya, kebijakan yang akan mulai diterapkan pada musim 2024 ini. Memberi kebebasan kepada para tim dan juga rekanan bahan bakarnya untuk meracik bahan non fosil. Mereka boleh menggunakan sawit, bunga matahari, sintetis atau bahan lainnya.

Apa yang sebenarnya membuat pihak MotoGP memutuskan untuk merubah komposisi bahan bakarnya ? Ternyata, ini adalah bentuk dukungan untuk mengurangi emisi gas buang dan pencemaran lingkungan yang memang sedang ramai di promosikan warga dunia.

Dorna sejatinya telah membuat Moto E untuk langkah awalnya, namun Moto E sepertinya tidak menarik bagi beberapa penonton MotoGP karena kehilangan nilai yang selama ini bisa mereka nikmati.

Seperti suara bising knalpot yang tidak ditemukan pada gelaran Moto E. Biofuel sendiri bukan tanpa cela, seperti yang baru-baru ini terjadi contohnya. Ketika Yamaha mengajukan protes karena konsep biofuel artinya akan memaksa mesin kecil namun memiliki kompresi tinggi.

Yamaha melihat ini akan membuat bahan bakar boros, yang otomatis bakal memberikan opsi untuk para tim menaikan kapasitas tangki bahan bakar. Padahal, berat motor sangat berpengaruh dengan power dari motor.

Dan penggunaan biofuel pun juga dinilai bisa mengurangi HP dari motor-motor di MotoGP. Meskipun ada yang kontra, namun Repsol dan juga Ducati telah siap dengan regulasi baru ini.

Repsol bahkan masih menjadi satu-satunya pemasok bbm yang telah siap dengan komposisi biofuel. Ini tentu akan memberi keuntungan bagi Honda, jika mereka masih menjalin kerja sama dengan Repsol.

Artikel Terkait : Apakah Aman Sering Mengganti BBM Jenis Berbeda ?

Dan 60% biofuel ini adalah langkah awal sebelum nantinya pada tahun 2027, MotoGP akan menerapkan 100% bahan bakar non fosil.